BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
Peran guru dalam pembelajaran
Guru merupakan salah satu unsur di bidang kependidikan yang harus berperan secara aktif dan menempatkan kedudukannya sebagai tenaga profesional sesuai dengan tuntutan masyarakat yang semakin berkembang. Dalam hal ini guru tidak semata mata sebagai pengajar yang melakukan transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang melakukan transfer nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menuntun siswa dalam belajar.
Guru dalam fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing maka diperlukan adanya berbagai peran pada diri guru. Peran akan senantiasa menggambarkan pola tingkah laku yang diharapkan dalam berbagai interaksi belajar mengajar yang dapat dipandang sebagai sentral bagi peranannya. Sebab baik disadari atau tidak bahwa sebagian dari waktu dan perhatian guru banyak dicurahkan untuk menggarap proses belajar mengajar dan berinteraksi dengan siswanya.
Menurut Wrightman, (dalam Usman, 2006:4) Peran guru merupakan terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang dilakukan dalam situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa menjadi tujuannya.
Mengenai apa peran guru itu ada beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli (Sardiman, 2001: 143-144) yaitu
1. Prey Katz menggambarkan peran guru sebagai komunikator, sahabat yang dapat memberikan nasihat-nasihat, motivator sebagai pemberi inspirasi dan dorongan, pembimbing dalam pengembangan sikap dan tingkah laku serta nilai-nilai orang yang menguasai bahan yang diajarkan.
2. Havighurst menjelaskan bahwa peran guru di sekolah sebagai Pegawai (employed) dalam hubungan kedinasan, sebagai Bawahan (subordinate) terhadap atasannya, sebagai kolega dalam hubungannya dengan anak didik, sebagai pengatur disiplin, dan pengganti orang tua.
3. James W. Brown mengemukakan bahwa tugas dan peran guru antara lain: menguasai dan menggambarkan materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan palajaran sehari-hari, mengontrol dan mengevaluasi kegiatan siswa
Dengan memperhatikan kajian Pullias dan Young (1988), Manan (1990), serta Yelon and Weinstein . (1997), dapat diidentifikasikan sedikitnya 19 peran guru, yakni guru sebagai pendidik, pengajar, pembimbing, pelatih, penasehat, pembaharu (innovator), model dan teladan, pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja rutin, pemindah kemah, pembawa ceritera, aktor, emansipator, evaluator, pengawet, dan sebagai kulminator, (Mulyasa, 2005 : 137).
Tetapi dari 19 peran diatas, dibawah ini hanya akan dijelaskan 6 peran saja, yang menurut penulis memiliki relevansi langsung dengan proses pembelajaran saat ini yang perlu diterapkan.
1. Guru sebagai Pendidik
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawah, wibawa, mandiri, dan disiplin. Berkaitan dengan tanggung jawab yaitu guru harus mengetahui, serta memahami nilai, norma moral, dan sosial. Guru juga harus bertanggung jawab terhadap segala tindakannya dalam pembelajaran di sekolah, dan dalam kehidupan bermasyarakat. Berkenaan dengan wibawa guru harus memiliki kelebihan dalam merealisasikan nilai spiritual, emosional, moral, sosial, dan intelektual dalam pribadinya, serta memiliki kelebihan dalam pemahaman ilmu. pengetahuan, teknologi, dan seni sesuai dengan bidang yang dikembangkan.
2. Guru sebagai Pengajar
Sejak adanya kehidupan, sejak itu pula guru telah melaksanakan pembelajaran, dan memang hal tersebut merupakan tugas dan tanggung jawabnya yang pertama dan utama. Guru membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari sesuatu yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi, dan memahami materi standar yang dipelajari.
3. Guru sebagai pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (Guide), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bcrtanggung jawab atas kelancaran perjalanan itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral, dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancarannya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakannya, (Hisyam, 2002 : 8-10)
4. Guru sebagai penasehat
Guru adalah seorang penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Banyak guru cenderung menganggap bahwa konseling terlalu banyak membicarakan klien, seakanakan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini. Padahal menjadi guru pada tingkatmanapun berarti menjadi penasehat dan menjadi orang kepercayaan, kegiatan pembelajaranpun meletakannya pada posisi tersebut, (Marimba, 1998 : 69)
5. Guru sebagai pendorong Kreatifitas
Kreatifitas merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran, dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas tersebut. Kreatifitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan ciri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreatifitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
6. Guru sebagai Evaluator
Evaluasi atau penilaian merupakan aspek pembelajaran yang paling kompleks, karena melibatkan banyak latar belakang dan hubungan, serta variabel lain yang mempunyai arti apabila berhubungan dengan konteks yang hampir tidak mungkin dapat dipisahkan dengan setiap segi penilaian. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran oleh peserta didik, (Nurudin, 2002 : 143)
Sedangkan menurut Sanjaya (2007:21) pembelajaran ia mengemukakan bahwa peran guru dalam proses pembelajaran yaitu
.
1. Guru sebagai sumber belajar
Peran guru sebagai sumber belajar merupakan peran yang sangat penting. Peran sebagi sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan bahan materi pelajaran. Kita bisa menilai baik atau tidaknya seorang guru hanya dari penguasaan materi pelajaran. Dikatakan guru yang baik manakala ia dapat menguasai materi pelajaran dengan baik, sehingga benar-benar ia berperan sebagai sumber belajar bagi peserta didiknya.
2. Guru sebagai fasilitator
Sebagai fasilitator, guru berperan dalam memberikan pelayanan untuk memudahkan siswa dalam kegiatan proses pembelajaran. Misalnya memberikan penjelasan kepada siswa yang tidak mampu dalam menguasai salah satu mata pelajaran.
3. Guru sebagai pengelola kelas
Sebagai pengelola pembelajaran (learning manajer), guru berperan dalam iklim belajar yang memungkinkan siswa dapat belajar secara aktif dan nyaman. Melalui pengelolaan kelas yang baik guru dapat menjaga kelas agar tetap kondusif untuk terjadinya proses belajar seluruh siswa.
4. Guru sebagai demonstrator
Yang dimaksud dengan peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk mempertunjukan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa lebih mengerti dan memahami setiap pesan yang disampaikan. Ada dua konteks guru sebagai demonstrator. Pertama, sebagai demonstrator guru harus menunjukan sifatsifat yang terpuji. Kedua, sebagai demonstator harus dapat menunjukan bagaimana caranya agar setiap materi pelajaran bisa lebih dipahami dan dihayati oleh setiap siswa.
5. Guru sebagai pembimbing
Siswa adalah individu yang unik, keunikan itu bisa dilihat dari adanya setiap perbedaan. Artinya, tidak ada dua individu yang sama. Walaupun secara fisik mungkin individu memiliki kemiripan, tetapi pada hakekatnya mereka tidaklah sama, baik dalam bakat, minat, kemampuan, dan sebagainya. Perbedaan itulah menuntut guru harus berperan sebagai pembimbing. Membimbing siswa agar dapat menemukan berbagai potensi yang dimilikinya sebagai bekal hidup mereka, membimbing siswa agar dapat mencapai dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan mereka, sehingga dengan ketercapaian itu dapat tumbuh dan berkembang sebagai manusia ideal yang menjadi harapan setiap orang tua dan masyarakat.
6. Guru sebagai motivator
Dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan salah satu aspek dinamis yang sangat penting. Sering siswa yang kurang berprestasi bukan disebabkan oleh kemampuannya yang kurang, tetapi dikarenakan tidak adanya motivasi untuk belajar sehingga ia tidak berusaha untuk mengerahkan segala kemampuannya.
7. Guru sebagai evaluator
Sebagai evaluator, guru berperan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua fungsi guru dalam memerankan perannya sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.
Daftar Pustaka
A.M. Sardiman. (2001). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja GrafindoPersada.
Hisyam Zaini, dkk. (2002). Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD IAIN Sunan Kalijaga
Marimba Ahmad. (1998). Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Ma’arif
Mulyasa. (2005). Menjadi Guru, Menciptakan Pelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Nurudin Syafrudin. (2002). Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum. Jakarta : Ciputat Press
Sanjana, Wina. (2007). Stretegi Pembelajaran. Jakarta : Kencana
Usman, Husini. (2006). Manajemen Teori Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara
Walid, M Mudri. (2010). Kompetensi dan Peranan Guru dalam Pembelajaran. Jember : Jurnal Falasifa. Vol. 1 .No. 1. Hal 116-121
Tidak ada komentar:
Posting Komentar